Kisah Seorang Kodok
Kulihat Kodok itu sedang meloncat, ketakutan mungkin melihatku yang
hendak ke sumur mengambil air yang agak bau tawas. Ada suatu getar di
hati melihat kodok budug, yakni katak rumahan yang kasar dan beracn
punggungnya itu masuk ke dalam pawon (pediangan, tungku) tempat
memasak orang jawa dari jaman dahulu). Entahlah, apakah itu sebuah
keberuntungan bagi dia si kodok itu, karena pawon sedang tidak
menyala, ataukah kecelakaan. Sebab Jika tungku itu dinyalakan, pintu
masuknya yang hanya satu itu akan penuh dengan kayu bakar nenek,
sementara lobang di atas adalah tempat untuk menaruh panci-pandi.
Pawon itu bentuknya memanjang, ia biasa digunakan nenek buyut untuk
memasak air di pagi hari, tahun 2012 ternyata ada juga yang masih
memakai pawon? :D
Itu karena buyut tidak bisa atau tepatnya selalu takut menyalakan
Kompor gas dengan tabung 3 kg subsidi pemerintah.
Kembali ke kodok itu, jika ia terjebak pada saat tungku dinyalakan,
there is no way out, and there is no way back? there is only.. through
fire.
tiada jalan keluar, yang ada hanyalah menembus api. Tetapi apakah
katak berani menembus api? Sepertinya tidak, dia akan kehabisan akal
yang pada dasarnya mungkin kapasitas penampung akal terlalu sedikit
untuk meresolve problem api di dalam tungku.
Si katak itu akan mundur-mundur merapat ke dinding tungku yang terjauh
dari api, lalu sedikit-sedikit ia akan kehilangan kesadaran, lalu..
mati.
Sebab Akal itu tidak diberikan pada hewan, ia hanya diberi ilham untuk
mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya dengan cara-cara yang
sederhana. Yang beku dan jauh dari improvisasi. Lain dengan manusia
yang bisa memikirkan, ada resiko terbakar ketika menerjang api, tetapi
ada kemungkinan selamat.
hendak ke sumur mengambil air yang agak bau tawas. Ada suatu getar di
hati melihat kodok budug, yakni katak rumahan yang kasar dan beracn
punggungnya itu masuk ke dalam pawon (pediangan, tungku) tempat
memasak orang jawa dari jaman dahulu). Entahlah, apakah itu sebuah
keberuntungan bagi dia si kodok itu, karena pawon sedang tidak
menyala, ataukah kecelakaan. Sebab Jika tungku itu dinyalakan, pintu
masuknya yang hanya satu itu akan penuh dengan kayu bakar nenek,
sementara lobang di atas adalah tempat untuk menaruh panci-pandi.
Pawon itu bentuknya memanjang, ia biasa digunakan nenek buyut untuk
memasak air di pagi hari, tahun 2012 ternyata ada juga yang masih
memakai pawon? :D
Itu karena buyut tidak bisa atau tepatnya selalu takut menyalakan
Kompor gas dengan tabung 3 kg subsidi pemerintah.
Kembali ke kodok itu, jika ia terjebak pada saat tungku dinyalakan,
there is no way out, and there is no way back? there is only.. through
fire.
tiada jalan keluar, yang ada hanyalah menembus api. Tetapi apakah
katak berani menembus api? Sepertinya tidak, dia akan kehabisan akal
yang pada dasarnya mungkin kapasitas penampung akal terlalu sedikit
untuk meresolve problem api di dalam tungku.
Si katak itu akan mundur-mundur merapat ke dinding tungku yang terjauh
dari api, lalu sedikit-sedikit ia akan kehilangan kesadaran, lalu..
mati.
Sebab Akal itu tidak diberikan pada hewan, ia hanya diberi ilham untuk
mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya dengan cara-cara yang
sederhana. Yang beku dan jauh dari improvisasi. Lain dengan manusia
yang bisa memikirkan, ada resiko terbakar ketika menerjang api, tetapi
ada kemungkinan selamat.
Go go FROG, loncat!!