Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sedekah untuk pengurus masjid? Lupakan.

Hari ini saya telat berangkat jamaah shalat maghrib dikarenakan hujan di senja hari. Tidak semua orang memang yang mengetahui bahwa shalat berjamaah yang diwajibkan bagi kaum adam itu boleh tidak dilaksanakan apabila adam udzur atau halangan yang diperbolehkan agama yakni salah satunya ialah hujan.
Bagi seorang petugas baik imam, muadzin, ataupun yang lain, memang terkadang rutinitas sehari-hari itu membosankan. Terkadang ada keinginan untuk mencari suasana baru itu ada.
Bukan bukan futur (kelemahan / kemalasan) tetapi memang bosan yang disebabkan rutinitas semata. Terlebih terlebih lagi mereka yang bekerja sebagai modin atau takmir masjid dan dibayar menggunakan yang infak dan zakat dari pada jamaah, mungkin terasa semakin lama semakin berat rasa risih yang bisa jadi ialah rasakan jika i memang berjiwa gentleman alias perwira. Di mana hati kecilnya menolak untuk diberi subsidi boleh belas kasihan umat.
Mungkin dalam halangan ini perku kiranya ialah merevisi cara pandangnya secara besar-besaran. Bahwasanya ialah harus menyadari bahwa umat muslim berinfak bukan dikarenakan mereka kasihan kepada pengurus masjid ataupun kasihan kepada sebuah rumah di antara rumah-rumah Allah subhanahu wata'ala, karena Allah subhanahu wata'ala itu tidak perku dikasihani, melainkan infak dan shodaqoh itu dikeluarkan dari dompet kaum muslimin dikarenakan mereka boleh jadi kasihan kepada diri mereka sendiri. Bahwa mereka kaum muslimin itu sadar kalau mereka itulah yang butuh untuk bersedekah.